rubianto.id

29 September 2022

Alur Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 untuk Warga Negara Asing (WNA)

Berdasarkan KMK HK.01.07/MENKES/1368/2022, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi warga negara asing ditujukan bagi perwakilan negara asing dan organisasi nirlaba internasional yang bertugas di Indonesia dan warga negara asing lainnya. Berikut ketentuan vaksinasi WNA menurut KMK tersebut :

  1. WNA Umum bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19 mulai 29 September 2022 dengan persyaratan mempunyai ijin tinggal (KITAS, KITAP dll).
  2. WNA Umum bisa melakukan penyuntikan di seluruh faskes di Indonesia dengan mekanisme pendaftaran untuk mendapatkan e-Tiket Vaksinasi di PeduliLindungi.
  3. Petugas akan memverifikasi dokumen Paspor, Nomor NIORA dan Tiket Vaksinasi.
  4. Peraturan, mekanisme dan petunjuk pelaksanaan Vaksinasi lainnya sama dengan WNI  termasuk Umur, Jenis Vaksin dan padanannya.
Berikut alur keseluruhan Vaksinasi WNA :

Berikut dibawah ini adalah data kategori WNI sebelum diinput ke sistem pelayanan Vaksinasi COVID-19 :


Alur pendaftaran untuk WNA yang belum mendapatkan Vaksinasi :


Alur pendaftaran untuk WNA yang sudah vaksinasi tapi DATA BELUM DIINPUT (Backdate) melalui PL :


Alur pendaftaran untuk WNA yang sudah vaksinasi tapi DATA BELUM DIINPUT (Backdate) melalui Faskes :

Alur pendaftaran untuk WNA yang SUDAH Vaksinasi di Luar Negeri & ingin mendapatkan booster :

Yang Harus Disipakan WNA :
Dokumen dan Data Pribadi :
  1. Paspor yang berlaku - Nomor Paspor
  2. Ijin Tinggal - ITAS atau ITAP dalam bentuk Kartu atau Elektronik - Nomor NIORA
Dokumen dan Data Vaksinasi :
  1. Nomor Tiket Vaksin - Awalan D, E, U atau T2 T3
  2. Kartu Vaksinasi yang sesuai - terdapat data pribadi dan vaksinasi yang sesuai
Demikian alur untuk pelayanan vaksinasi COVID-19 WNA, semoga bermanfaat,,,🙏🙏🙏

19 September 2022

Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta


Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya. Sejarah telah mencatat besarnya peranan imunisasi dalam menyelamatkan masyarakat dunia dari kesakitan, kecacatan, bahkan kematian akibat Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti Cacar, Polio, Tuberkulosis, Hepatitis B, Difteri, Campak, Rubela, Tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir, Pneumonia, Meningitis, Ensefalitis, hingga Kanker Serviks yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus.

Sejalan dengan kondisi perkembangan berbagai macam penyakit baik di tingkat nasional maupun global, dimana mulai bermunculan PD3I yang berpotensi menjadi wabah, koordinasi dan kerjasama berbagai pihak diperlukan dalam penanganan maupun penanggulangannya. Bersamaan dengan munculnya PD3I baik new emerging maupun re-emerging, ditemukan vaksin yang dapat mencegah penyebaran penyakit tersebut secara luas dengan membentuk kekebalan individu maupun kekebalan kelompok.

Sekitar 28,6% dari 272 juta jumlah penduduk Indonesia saat ini, merupakan sasaran program imunisasi rutin. Jumlah tersebut diluar sasaran kegiatan pemberian imunisasi tambahan yang memiliki kelompok sasaran sesuai kajian epidemiologi. Data BPJS Kesehatan saat ini menunjukkan terdapat lebih dari 25.000 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pemerintah maupun swasta yang terdiri dari Rumah Sakit (RS), Puskesmas, Tempat Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan, maupun klinik imunisasi. Lebih dari separuhnya memberikan layanan imunisasi, baik imunisasi program maupun imunisasi pilihan, dan memberikan kontribusi terhadap pengendalian kasus PD3I di Indonesia.

Di awal tahun 2020, Kementerian Kesehatan yang didukung oleh UNICEF dan WHO melakukan Penilaian Manajemen Vaksin yang Efektif (Effective Vaccine Management Assessment/EVMA) terhadap pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta di 10 provinsi terpilih. Hasil penilaian EVMA tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan fasilitas pelayanan kesehatan yang dinilai memperolah angka 69, dari skor ambang batas minimum yaitu 80. Berdasarkan hasil tersebut, maka diperlukan upaya peningkatan manajemen vaksin dan kualitas pelayanan imunisasi di fasilitas pelayanan kesehatan swasta.

Peningkatan layanan cakupan imunisasi memerlukan optimalisasi interaksi antar sektor kesehatan publik dan swasta. Keterlibatan sektor swasta untuk mengoptimalkan layanan vaksinasi yang efektif, berpotensi membantu meningkatkan cakupan program, jika peran didefinisikan dengan jelas dan layanan kolaboratif dengan sistem dan standar kesehatan yang telah dibangun oleh pemerintah. Untuk itu, diperlukan petunjuk teknis untuk dapat mengarahkan fasilitas pelayanan kesehatan swasta memberikan pelayanan imunisasi yang berkualitas dan sesuai standar.

Petunjuk Teknis tersebut bisa di DOWNLOAD DISINI,,,

9 September 2022

Survei Menunjukkan Vaksinasi Tingkatkan Antibodi COVID-19


Hasil sero survei antibodi COVID-19 berbasis komunitas di 34 provinsi menunjukkan peningkatan proporsi penduduk Indonesia yang memiliki antibodi SARS-CoV-2, yaitu dari 87,8% pada Desember 2021 menjadi 98,5% pada Juli 2022. Sedangkan kadar antibodi meningkat lebih dari empat kali, dari 444.1 U/ml menjadi 2097.0 U/ml.

Sero survei dilakukan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan (BKPK Kemenkes) bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).

Iwan Ariawan, salah seorang peneliti FKM UI, mengatakan survei dilakukan tiga kali. Survei pertama dilakukan secara nasional pada Desember 2021, survei kedua hanya melihat lokasi mudik Jawa dan Bali pada Maret 2022, dan ketiga bersifat nasional pada Juli 2022.

Sero survei pada Juli 2022 mengunjungi sampel atau responden yang sama dengan survei pertama. Dari 20.501 responden, sebanyak 84,5 persen berhasil dikunjungi. Survei dilakukan di 100 kabupaten/kota terpilih di 34 provinsi. "Lokasinya sangat tersebar sehingga menggambarkan antibodi penduduk Indonesia," ujar Iwan dalam keterangan pers hasil survei pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Anggota tim peneliti FKM UI, Muhammad N. Farid, menyebutkan peningkatan kadar antibodi tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu vaksinasi dan infeksi. "Kalau kita melihat vaksinasi dan infeksi meningkat, tentunya ada kemungkinan penduduk yang memiliki antibodi akan meningkat atau kadar antibodi yang dimiliki oleh penduduk tersebut akan meningkat," kata Dia.

Data persentase penduduk menurut vaksinasi menunjukkan terdapat 30,1 persen penduduk yang belum divaksin pada Desember 2021. Yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama 19,3 persen dan vaksinasi dosis kedua 50,1 persen. Adapun yang menerima vaksin booster hanya 0,5 persen. Menurut Farid, hal itu bisa disebabkan karena saat itu baru tenaga kesehatan dan lansia yang mendapatkan vaksin booster.

Bila dibandingkan dengan sampel yang sama, terjadi perubahan status vaksinasi. Pada Juli 2022, yang belum divaksin sudah berkurang menjadi 18,1 persen. Yang sudah divaksin dosis pertama 11,6 persen dan yang sudah divaksin dosis kedua 47,7 persen. Sedangkan yang menerima vaksin booster 22,6 persen.

Peneliti FKM UI lainnya, Pandu Riono, menambahkan kenaikan antibodi paling tinggi pada kelompok yang telah mendapatkan vaksin booster. Itu berarti semakin lengkap dosis vaksin, semakin tinggi kadar antibodi. Hasil survei menunjukkan kadar antibodi yang belum divaksin hanya 963.4 U/ml, sedangkan pada dosis pertama menjadi 1682.0 U/ml, dosis kedua menjadi 1852.0 U/ml. Lalu terjadi loncatan menjadi 4496.0 U/ml pada kelompok yang telah disuntik vaksin booster.

Pandu mengingatkan masyarakat untuk mendapatkan vaksin booster. Dampaknya, angka keparahan pasien di rumah sakit dan angka kematian tidak meningkat tajam. "Vaksinasi menjadi prioritas bersama pemerintah dan masyarakat. Masyarakat perlu datang untuk vaksinasi booster," tutut Pandu.  

Cara Download Sertifikat Imunisasi Anak di ASIK melalui PeduliLindungi


Terkait sertifikat di PeduliLindungi untuk sasaran yang sudah terinput di ASIK, ada hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Pastikan NIK Ibu sudah terdaftar di PeduliLindungi

2. Pastikan aplikasi PeduliLindungi yang update-an terbaru

3. Penginputan sasaran di aplikasi ASIK sudah dilakukan dan selesai

Jika langkah tersebut sudah semua, temen-temen bisa mengikuti panduan dibawah ini untuk melakukan download sertifikat vaksin :

1. Buka aplikasi PeduliLindungi

2. Pilih menu Vaksin dan Imunisasi

3. Kemudian pilih menu Imunisasi Anak

4. Akan tampil nama anak, kemudian pilih "Klaim Imunisasi"

5. Masukan tanggal lahir anak jika belum tersedia, pilih "Klaim"

6. Akan tertampil nama anak, pilih nama anak dan akan tertampil histori vaksin dan silahkan pilih vaksin yang ingin dilakukan download

Semoga bisa membantu nggih,,,

4 September 2022

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV)


Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sangat endemis di Indonesia dan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita. WHO merekomendasikan pemberian imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV) dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat pneumonia pada anak.

Pelaksanaan imunisasi PCV di Indonesia diawali dengan Program Demonstrasi Imunisasi PCV di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Bangka Belitung pada tahun 2017-2019. Capaian imunisasi PCV pada pelaksanaan program demonstrasi selama tiga tahun terakhir cukup baik dengan rata-rata cakupan di atas 80%. Hal ini mengindikasikan bahwa imunisasi PCV dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. ITAGI selanjutnya merekomendasikan agar implementasi imunisasi PCV perlu diperluas sampai mencapai skala nasional.

Untuk itu, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.01.07/MENKES/6780/2021 sebagaimana diubah dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.01.07/MENKES/779/2022 tentang Pemberian Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV), imunisasi PCV ditetapkan sebagi imunisasi rutin yang diberikan di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2022.

Petunjuk teknis ini menjadi acuan bagi petugas kesehatan di lapangan,  mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi. Untuk selengkapnya bisa didownload pada link dibawah ini.

DOWNLOAD DISINI

3 September 2022

Buku Saku Bagi Guru dan Orang Tua : Imunisasi HPV Dalam Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

Diantara peran Guru dan Orang Tua dalam imunisasi HPV adalah membantu memberi pemahaman tentang pentingnya imunisasi khususnya imunisasi HPV kepada anak perempuan, membantu menyebarluaskan informasi tentang manfaat imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks dan memastikan bahwa anak perempuan mendapatkan imunisasi HPV sebanyak dua dosis sebelum lulus SD/MI atau sederajat.

DOWNLOAD Selengkapnya DISINI

Arsip Blog