rubianto.id

20 Juli 2024

Ibadah Umrah, Wajib Vaksinasi Meningitis

Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Nomor HK.02.02/A/3717/2024 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Meningitis Bagi Jamaah Haji dan Umrah, vaksinasi meningitis meningokokus merupakan suatu kewajiban bagi mereka yang datang ke Arab Saudi menggunakan visa haji dan umrah. Surat edaran tersebut mengubah ketetapan syarat vaksinasi meningitis bagi jemaah umrah, yang sebelumnya atau pada 2022, “direkomendasikan” sekarang menjadi “kewajiban.”

Ketetapan yang ada dalam surat ditujukan bagi dinas kesehatan, unit pelaksana teknis (UPT) bidang kekarantinaan kesehatan, serta fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan vaksinasi pelaku perjalanan Internasional untuk dapat melayani calon pelaku perjalanan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Syarat wajib vaksinasi meningitis mulai dilakukan ketat oleh otoritas penerbangan Kementerian Perhubungan Arab Saudi sejak Juli 2024. Jemaah umrah yang hendak masuk ke Arab Saudi akan dicek pencatatan vaksinasi meningitis yang diperolehnya.

Merujuk “Umrah Health Requirements and Recommendations for Travelers to Saudi Arabia for Umrah – 1445 H (2024)”, tertulis bahwa Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan dokumen untuk membahas persyaratan kesehatan dan rekomendasi bagi pengunjung yang bepergian ke Arab Saudi untuk tujuan umrah 1445 H (2024 M).

Salah satu persyaratan utama, yaitu vaksin meningitis meningokokus masuk dalam kategori ‘syarat wajib vaksinasi atau syarat vaksinasi yang diperlukan (required vaccinations).’ Vaksin ini ditujukan kepada seluruh individu dari semua negara yang datang ke Arab Saudi untuk melaksanakan umrah.

Pada dokumen yang dikeluarkan Otoritas Kesehatan Arab Saudi juga tertuang pengawasan di pintu-pintu masuk terhadap penyakit meningitis meningokokus.

Pengawasan berupaya tindakan pencegahan, khususnya menyasar negara-negara yang sering mengalami epidemi meningitis meningokokus, negara-negara yang berisiko epidemi meningitis, dan negara-negara dengan wabah Neisseria yang tidak divaksin meningitidis.

Neisseria meningitidis adalah bakteri penyebab penyakit meningitis meningokokus. Adapun, negara-negara yang sering mengalami epidemi meningitis meningokokus dan berisiko terkena epidemi meningitis lebih banyak di Afrika, sebagaimana informasi WHO International Travel and Health tahun 2015.

Pelaksanaan vaksinasi meningitis sebagai upaya perlindungan kesehatan bagi jemaah haji dan umrah. Sesuai isi surat edaran Kemenkes RI terbaru, jemaah haji dan umrah yang memiliki komorbid sangat perlu menjadi perhatian dan vaksinasi meningitis dapat memberikan perlindungan dari penyakit menular.

DOWNLOAD Surat Edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Nomor HK.02.02/A/3717/2024 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Meningitis Bagi Jamaah Haji dan Umrah DISINI.

12 Juli 2024

Manfaat Bee Pollen

Bee pollen adalah salah satu produk yang dihasilkan lebah, selain madu. Campuran serbuk sari, nektar, dan air liur lebah ini diketahui mengandung nutrisi yang melimpah, sehingga manfaat bee pollen untuk kesehatan tubuh cukup beragam.

Bee pollen mengandung beragam nutrisi, seperti karbohidrat, gula, protein, asam amino, asam lemak, kalium, kalsium, hingga magnesium. Tak hanya itu, produk lebah ini juga mengandung berbagai vitamin dan antioksidan, seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, flavonoid, quercetin, dan glutathione.

Meningkatkan Imunitas Tubuh

Penelitian menunjukkan bahwa bee pollen bisa meningkatkan imunitas tubuh dan melawan bakteri yang menyebabkan berbagai macam penyakit. Manfaat ini bisa didapat berkat kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan di dalamnya.

Vitamin C dalam bee pollen bermanfaat untuk menyokong produksi sel darah putih yang berfungsi melindungi tubuh dari berbagai macam infeksi. Dengan demikian, imunitas tubuh menjadi lebih terjaga.

Memelihara Kesehatan Kulit

Beberapa kandungan nutrisi yang ada di dalam bee pollen dibutuhkan untuk memelihara kulit yang sehat. Tak heran, banyak produk perawatan kulit yang memasukkan kandungan ini ke dalam produknya,

Flavonoid yang ada dalam bee pollen dapat mencegah penuaan dini pada kulit karena mampu meminimalkan kerusakan kulit yang disebabkan paparan sinar ultraviolet. Selain flavonoid, dalam bee pollen juga mengandung vitamin A, vitamin C, dan vitamin E yang juga baik untuk kesehatan kulit.

Menangkal Efek Radikal Bebas

Bee pollen mengandung vitamin dan antioksidan yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh dan melindungi sel-sel tubuh dari efek radikal bebas yang dapat memicu berbagai jenis penyakit kronis, seperti kanker dan diabetes.

Bahkan, kandungan antioksidan di dalam bee pollen juga diketahui bermanfaat untuk meredakan peradangan, mencegah atau meminimalkan reaksi alergi, dan memperlambat pertumbuhan sel tumor atau kanker.

Menjaga Kesehatan Jantung

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bee pollen mampu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh dan mencegah penyempitan pembuluh darah. Manfaat tersebut membuat bee pollen baik untuk kesehatan jantung dan mencegah berbagai macam penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.

Memelihara Fungsi Hati

Tak hanya menjaga kesehatan jantung, bee pollen juga mampu memelihara fungsi hati dan meningkatkan kemampuannya dalam membuang zat sisa metabolisme serta racun dari dalam tubuh.

Bahkan, bee pollen mampu membantu perbaikan sel hati yang rusak akibat penggunaan obat-obatan dan konsumsi alkohol berlebihan. Meski demikian, studi mengenai manfaat bee pollen untuk menjaga kesehatan hati masih terbatas dan perlu diteliti lebih lanjut.

Mempercepat Penyembuhan Luka

Bee pollen memiliki sifat antimikroba dan antiradang yang dapat mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan, jika dioleskan pada kulit yang luka. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa bee pollen berpotensi untuk digunakan sebagai obat luka, baik luka gores, lecet, dan bahkan luka bakar ringan.

------------

Selain beberapa manfaat di atas, bee pollen juga mampu meringankan gejala menopause, mencegah osteoporosis, dan menurunkan berat badan. Namun, berbagai klaim manfaat bee pollen tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut guna memastikan efektivitasnya.

Manfaat bee pollen memang sangat beragam,tetapi pahami bahwa konsumsi atau penggunaan bee pollen juga dapat memicu efek samping. Pada orang yang memiliki alergi terhadap serbuk sari, bee pollen mungkin memicu reaksi alergi, seperti mengi, gatal, dan ruam kemerahan pada kulit.

Bee pollen juga berisiko menyebabkan perdarahan jika dikonsumsi oleh orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin. Selain itu, konsumsi bee pollen dalam jangka panjang juga diduga dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.

Konsumsi bee pollen umumnya dianggap aman dalam jangka pendek. Namun, akan lebih baik bila Anda berkonsultasi dengan dokter lebih dulu bila ingin mengonsumsi bee pollen, terutama jika Anda sedang hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.

7 Juli 2024

Peneliti dari 9 Negara OKI Belajar Vaksin di Indonesia

Indonesia kembali menjadi tuan rumah Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan bidang Virologi dan Teknologi Vaksin. Program ini ditujukan bagi para peneliti dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Islam (OKI) yang ingin mempelajari teknologi pembuatan vaksin.

Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah program fellowship ini merupakan kali ketiga, setelah kesuksesan penyelenggaraan gelombang pertama dan kedua pada 2022 dan 2023.

Program fellowship batch 3 akan berlangsung selama 1 bulan, mulai 1 Juli hingga 29 Juli 2024, di dua kota, yaitu Jakarta dan Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 12 peserta dari 9 negara anggota OKI yang mengikuti program ini, yaitu Indonesia, Kamerun, Kazakhstan, Malaysia, Mesir, Pakistan, Somalia, Tanzania, dan Uganda.

Acara pembukaan (opening ceremony) Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan Teknologi Virologi dan Vaksin Batch ke-3 diselenggarakan di Jakarta, Senin (1/7). Acara ini berlangsung bersamaan dengan Workshop Vaksin dan Virologi yang terbuka untuk diikuti secara daring oleh seluruh peneliti dan masyarakat umum di negara-negara anggota OKI. Opening ceremony turut dihadiri oleh para Duta Besar dan perwakilan kedutaan negara OKI di Jakarta.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, program fellowship ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan OKI yang bertujuan meningkatkan kapasitas para peneliti negara anggota OKI dalam teknologi pembuatan vaksin.

Menkes Budi mendukung inisiatif Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan negara Islam dalam hal vaksin, karena selama ini penelitian, pengembangan dan manufaktur banyak dilakukan di bumi bagian utara, saatnya kita perluas ke bumi bagian selatan.

Menkes Budi menjelaskan, perluasan penelitian dan manufaktur vaksin dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin global. Hal ini penting mengingat pengalaman pandemi COVID-19 yang menunjukkan bahwa banyak negara berkembang kesulitan mendapatkan akses vaksin dibandingkan negara-negara maju.

Menkes Budi berharap kalau pandemi datang, semua orang di dunia ini, apapun latar belakangnya, apapun agamanya dan dimana pun tempat tinggalnya, mereka punya akses terhadap vaksin demi menyelamatkan nyawanya.

Program fellowship ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Standing Committee for Scientific and Technological Cooperation (COMSTECH), PT Bio Farma, dan Universitas Padjadjaran selaku Center of Excellence (CoE) on Vaccine and Biotechnology Products atau pusat riset vaksin OKI.

Rangkaian program fellowship batch 3 akan berlangsung selama 29 hari, diawali dengan acara pembukaan dan kegiatan Workshop Vaksin dan Virologi.

Selanjutnya, para peserta program fellowship akan mengunjungi 2 industri farmasi di Jakarta, yaitu PT Etana Biotechnologies Indonesia dan Kalbe Business Innovation Centre, serta melakukan kunjungan ke laboratorium BRIN.

Para peserta juga akan mengikuti pelatihan di laboratorium PT Bio Farma dan Laboratorium Sentral UNPAD Bandung dan Jatinangor. Pelatihan di masing-masing laboratorium akan berlangsung selama 10 hari.

Seluruh rangkaian agenda program fellowship ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk belajar dan berbagi pengetahuan mengenai riset dan produksi vaksin. Tujuan utama program ini untuk meningkatkan kapasitas para peneliti di bidang virologi dan teknologi vaksin, khususnya di negara-negara anggota OKI.

Arsip Blog