rubianto.id

22 November 2025

Vaksin dan Tuberkulosis (TB) Dewasa

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius di dunia. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ini masih menjadi tantangan besar, terutama di negara berkembang. Indonesia termasuk dalam tiga besar negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Tingginya jumlah kasus tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga memengaruhi produktivitas, kondisi sosial-ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat.

Kelompok usia dewasa merupakan populasi yang paling banyak terinfeksi TB. Hal ini disebabkan oleh tingginya mobilitas, aktivitas sosial, dan risiko terpapar dalam lingkungan kerja maupun tempat tinggal yang padat. TB pada dewasa juga memiliki peran besar dalam rantai penularan, karena individu dewasa cenderung berinteraksi dengan lebih banyak orang setiap hari. Penularan biasanya terjadi melalui droplet yang keluar saat penderita batuk, bersin, atau berbicara, sehingga orang dewasa dengan TB paru aktif berpotensi menjadi sumber penularan utama bagi keluarga dan masyarakat.

Di samping itu, berbagai faktor risiko dapat meningkatkan kerentanan orang dewasa terhadap TB, seperti status gizi yang buruk, merokok, diabetes mellitus, konsumsi alkohol, kondisi rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan, serta akses layanan kesehatan yang terbatas. Kurangnya pengetahuan mengenai gejala TB, stigma sosial, dan keterlambatan dalam mencari pengobatan juga berkontribusi terhadap bertambahnya kasus TB yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani secara tepat waktu.

Meskipun pemerintah telah menyediakan program penanggulangan TB, termasuk pemeriksaan dahak, layanan TCM, dan pengobatan OAT gratis, angka kesembuhan TB pada dewasa masih belum optimal. Tantangan utama yang sering muncul adalah kurangnya kepatuhan pengobatan, efek samping obat, dan ketidakpahaman pasien tentang pentingnya menyelesaikan terapi OAT hingga tuntas. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya TB resistan obat (TB RO), yang berdampak lebih berat dan membutuhkan pengobatan lebih lama serta lebih mahal.

Situasi tersebut menunjukkan bahwa TB pada usia dewasa masih menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Penelitian mengenai faktor risiko, tingkat pengetahuan, perilaku pencegahan, kepatuhan pengobatan, atau faktor klinis pada pasien TB dewasa sangat penting untuk mendukung upaya pengendalian TB di masyarakat. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi TB pada populasi dewasa serta menjadi dasar dalam perencanaan intervensi dan program kesehatan yang lebih efektif.

Vaksin TB Dewasa

Tuberkulosis (TB) hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi di dunia. Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ini terutama menyerang orang dewasa, yang memiliki mobilitas tinggi dan berpotensi menjadi sumber penularan utama dalam masyarakat. Meskipun berbagai program telah dijalankan, seperti deteksi dini, pengobatan OAT gratis, serta terapi pencegahan TB (TPT), penurunan angka kasus belum menunjukkan hasil signifikan. Hal ini menegaskan bahwa upaya pencegahan tambahan, termasuk vaksinasi, sangat penting untuk mengendalikan epidemi TB.

Sampai saat ini, satu-satunya vaksin TB yang tersedia secara luas adalah vaksin Bacillus Calmette–Guérin (BCG). Namun, vaksin BCG secara rutin hanya diberikan pada bayi dan terbukti terutama efektif mencegah bentuk TB berat pada anak, seperti meningitis TB dan TB milier. Efektivitas BCG dalam mencegah TB paru pada orang dewasa terbatas, sehingga tidak direkomendasikan sebagai vaksinasi ulang atau booster pada populasi dewasa. Keterbatasan ini membuat perlindungan imunologis terhadap TB pada usia dewasa masih lemah, padahal kelompok usia inilah yang paling banyak menjadi penyumbang kasus aktif dan penularan.

Berbagai penelitian telah mengembangkan kandidat vaksin baru yang ditujukan untuk remaja dan dewasa, seperti vaksin M72/AS01E, VPM1002, dan ID93 + GLA-SE. Beberapa di antaranya menunjukkan hasil menjanjikan dalam meningkatkan respon imun dan mencegah perkembangan TB laten menjadi aktif. Namun, hingga kini vaksin tersebut masih berada dalam tahap uji klinis dan belum tersedia untuk penggunaan massal. Ketersediaan vaksin TB yang efektif untuk dewasa di masa mendatang diharapkan dapat menjadi terobosan penting dalam pemutusan rantai penularan dan pengendalian TB secara global.

Situasi ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara kebutuhan perlindungan imunologis dan ketersediaan vaksin TB untuk populasi dewasa. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang mendalam mengenai pengetahuan, persepsi, kesiapan masyarakat, serta potensi implementasi vaksin TB dewasa ketika nantinya disetujui. Informasi tersebut penting sebagai dasar perencanaan kebijakan kesehatan, strategi edukasi, dan program imunisasi yang lebih efektif. Dengan demikian, penelitian tentang vaksin TB pada dewasa memiliki urgensi tinggi dalam mendukung upaya nasional dan global untuk mengurangi beban TB di masa depan.

Arsip Blog